15 Oktober 2011


Teliti sebelum membeli

Kisah yang tercecer dari perjalanan study visit ke Kudus. Salah tujuan kami di sela-sela kegiatan study visit adalah berziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah berziarah, target kegiatan kami berikutnya adalah mencari oleh-oleh untuk keluarga dan rekan-rekan kerja di Madura. Karena kudus terkenal dengan oleh-oleh jenang (semacam dodol) maka jenis makanan itu yang kami buru. Tapi karena dari panitia menjanjikan akan berhenti di toko khusus yang menjual oleh-oleh khas Kudus akhirnya sebagian dari kami menahan diri untuk tidak membeli oleh-oleh di sekitar makam sunan Kudus, maupun di terminal.

Rupanya sebagian dari teman kami ada yang tergoda bujuk rayu penjual oleh-oleh khas Kudus karena harganya relatif murah. Tanpa tawar-menawar yang alot teman saya Pak Muzakki, guru MTs Negeri Bangkalan membeli 6 dos Jenang Kudus dengan merk Manbarok seharga Rp. 50.000,- Meski saya ditawari oleh penjual jajanan asongan di bis, saya tetap menolaknya.
Selanjutnya Bis kami meluncur menuju Semarang, karena kami akan menginap di hotel Ciputra Semarang.

Di tengah perjalanan sesuai janji dari panitia, DBE 3, bis berhenti di toko penjual oleh-oleh khas Kudus. Saya sendiri mencari jenang khas Kudus. Dengan bungkus yang mirip dengan jenang yang telah dibeli pak Muzakki, ternyata harga per bungkusnya Rp.17.200,-. Saya lalu curiga dengan jenang yang dibeli pak Muzakki, jangan-jangan palsu. Setelah saya amati ternyata benar, jenang yang saya beli bermerk Mubarok, bukan Manbarok. Yang asli adalah bermerk Mubarok. Akhirnya, saya ketawa sendiri. Pak Muzakki tersenyum kecut setelah sadar bahwa ia telah membeli jenang "tembaan", bukan yang asli. Saya membeli jenang buatan pamannya Mubarok........, "kata Pak Muzakki."

Keesokan harinya, setelah sampai di Madura, pak Muzakki sms ke saya: pak setelah makan jenang Manbarok, kerongkongan saya jadi gatal. Saya bawa nggak ya ke sekolah? Haaahaaa.....makanya pak, teliti sebelum membeli........

2 komentar:

  1. heee hebat sekali pak wahyudi oetomo ga tergiur jenang - laah cuman jenang gitu yaa pak...
    di jogya banyak kaos dagadu palsu, pia palsu...
    apa yang ga dipalsu dinegeri ini akakakakk

    BalasHapus
  2. Hanya Pakde Azemi yang tidak ada tembaannya....xixixi

    BalasHapus

Pencabutan Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 371/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak.

Nasib Program Sekolah Penggerak setelah pergantian Menteri Pendidikan dari Nadiem Anwar Makarim ke Abdul Mu'ti, terjawab sudah. Melalui ...