Pidato pengunduran Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum
Partai Demokrat, luar biasa. Dengan ciri khas Anas tenang, tertata, runtut
pidato pengunduran dirinya disampaikan di depan ratusan awak media. Wartawan yang ribut diawal pidato Anas,
menjadi tenang setelah Anas berkali-kali menyatakan kepada hadirin yang hadir
pada konferensi pers untuk tenang.
Pidato pengunduran diri Anas yang dinantikan oleh banyak
orang memang menjadi sangat ditunggu apa isinya. Dari pidato yang disampaikan,
jelas tersirat bahwa apa yang disangkakan oleh KPK menurut Anas tidak murni
sebagai sebuah fakta hukum. Anas beranggapan bahwa pengumuman status Anas
menjadi tersangka adalah akibat tekanan kekuasaan. Dan arah yang dituju jelas
adalah SBY sebagai ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang juga sebagai
seorang Presiden.
Yang menarik dari pidato pengunduran diri Anas Urbaningrum
sebagai ketua umum partai Demokrat adalah munculnya pernyataan bahwa lahirnya
Anas sebagai ketua Umum pada kongres partai Demokrat, ibarat bayi yang tak
diinginkan. Apa maknanya? Benarkah, selama ini Anas berada pada sebuah
komunitas yang sebenarnya sebagian besar dari anggota komunitas itu tidak
menginginkan kehadirannya?
Lalu, juga menarik untuk dianalisa adalah bagian akhir dari
pidato Anas, bahwa apa yang terjadi pada hari ini, pengunduran diri Anas,
adalah halaman pertama dari sebuah buku yang masih akan ada lembaran yang
lainnya. Dengan intonasi yang ditekan, jelas tersirat ini adalah sebuah ancaman
dari Anas Urbaningrum untuk membeberkan apa yang terjadi sebenarnya di dalam
partai Demokrat. Dan bila ini benar akan dilakukan oleh Anas Urbaningrum, maka
pusaran kasus Anas ini akan berputar pada skala yang lebar dan akan menyeret
banyak orang, baik itu orang-orang didalam partai Demokrat maupun di luar
partai, birokrasi misalnya. Kita tunggu gebrakan Anas Urbaningrum berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar