Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggunakan 20 paket soal dalam pelaksanaan ujian
nasional (UN) tahun depan. Jumlah ini bertambah banyak daripada pelaksanaan UN
di tahun sebelumnya.
"UN berikutnya menggunakan 20 paket soal. Saat ini masih dalam proses pematangan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Chairil Anwar Notodiputro. (Kompas.com)
"UN berikutnya menggunakan 20 paket soal. Saat ini masih dalam proses pematangan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Chairil Anwar Notodiputro. (Kompas.com)
Chairil menjelaskan, penggunaan
20 paket soal itu bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kredibilitas hasil
UN. Dengan bertambah banyaknya jenis soal dalam UN, potensi tindak kecurangan
akan semakin sempit. Pasalnya, masing-masing siswa akan mengerjakan soal
berbeda karena umumnya setiap ruang ujian diisi oleh 20 peserta ujian.
Penulis, termasuk segmen
masyarakat yang pesimis dengan UN yang jujur. Sekecil apapun celah yang bisa
dilewati, selalu akan dicari jalan untuk melakukan kecurangan UN. Ketika
potensi kecurangan dipersempit diruang ujian, apakah proses pra UN maupun pasca
UN akan juga menjadi ruang yang sempit untuk tindak kecurangan?
Sudah bukan rahasia kecurangan UN
banyak tejadi sebelum UN dimulai. Jual beli kunci jawaban sebelum pelaksanaan
adalah fakta yang tidak terbantahkan. Termasuk beberapa oknum lembaga bimbingan
belajar yang membagikan kunci UN sebelum hari H juga adalah fakta yang
menggelisahkan.
Kecurangan pasca pelaksanaan UN,
misal dengan mengubah jawaban siswa juga adalah pintu masuk kecurangan UN.
UN 20 paket memang tidak akan
serta merta menghapus kecurangan UN, namun usaha Kemdikbud untuk meminimalkan
kecurangan UN perlu diapresiasi. Namun, selama UN masih menjadi instrumen yang
cukup menentukan dalam kelulusan, maka akan selalu dicari cara untuk melakukan
kecurangan. Modusnya bisa berbagai cara.
Menghapus kecurangan UN tidak
semudah membalik telapak tangan. Ada banyak kepentingan terhadap hasil UN, maka
akan selalu dicari cara untuk kesuksesan pelaksanaan dan hasil UN. Ada yang
berpendapat, jika ingin menghapus kecurangan UN, hapus saja pelaksanan UN dalam
dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar