SETELAH SEPULUH TAHUN
Membangun istana
pasir di tepian pantai berombak tanpa ujung
Biar rapuh, dalam
ikatan butiran pasir yang siap diterjang jilatan gelombang
Dengan hati kita jaga mengepungi istana pasir itu
Dan pagar tiga permata kita menghiasi istana menghalau angin
Setelah sepuluh tahun istana itu masih kokoh
Perjalanan waktu kian bertambah tua
Masihkah hati kita di istana itu?
Saat satu per satu camar mencoba hinggap di istana pasir kita
Dan hati kita mulai tak tahan menghalau ombak
Mimpi-mimpi baru melengahkan mata
Istana pasir diseberang pulau kelihatan jauh lebih indah
Padahal fatamorgana yang menipu
Lalu kita lupa saat menata butir demi butir pasir untuk membangun istana
itu
Menghiasinya dengan kerang laut dan tiga butir mutiara
Kasih, masih butuh waktu lama kita berdiri menjaga istana pasir
Membuat istana rapuh itu menjadi lebih kokoh
Tiga butir mutiara kita mesti dijaga dan harus terus berkilau
Kalau daun siwalan di tepi pantai itu terus melambai memanggil hati kita
Dan membuat kita lalai menjaga istana kita
Istana pasir kita akan roboh diterjang ombak
Dan tiga mutiara kita akan hanyut terbawa air
Walau angin keras menerpa dan panas memanggang kulit
Kita berjanji untuk menjaga keutuhan istana pasir kita
Setelah sepuluh tahun,
Kita harus lebih terbiasa menghadapi cobaan
Karena hari ini angin bertiup lebih keras
Jilatan ombak semakin jauh menjangkau darat
Dan burung-burung camar siap merobohkan istana pasir kita
Mari kita eratkan hati
Menjaga mimpi kita dulu, menjadi raja dan ratu di istana itu
Wahyudi
Oetomo (2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar